Hari ini di pagi ini
Kutengok di balik gedung itu.
Begitu Nyamannya mereka duduk disana,
mendapatkan pendidikan, mendapatkan teman pula.
Inginnya aku berkulilah. Tapi uang dari mana?
''Aku tak seberuntung mereka''.
Aku anak jalanan yang liar , haus kasih sayang
''Aku tak seberuntung mereka''
Aku anak jalanan yang nakal, butuh perlindungan
''Aku tak seberuntung mereka''
Aku anak jalanan yang jalang karena orang-orang sekelilingku
Lalu ketika Hujan tiba. Kutahu hari kan gelap.
Gelap pula harapanku, ku tahu pagi ini aku harus tidur di angan mimpi,
di bawa mega_mega kamarku..
YA ALLAH...?
Apakah Orang-orang sekitarku yang menertawaiku
Apakah Mereka bilang aku anak terlantar,
Apakah Mereka bilang aku anak jalan yang tak pantas jadi teman mereka.
Apakah Mereka Menganggap aku anak tanpa arah dan tujuan pasti
Sampai_sampai Mendekati diriku saja mereka tak mau.
Kepedihan akibat lara yang membara kurasakan sendiri
Yang tersisa hanyalah sebuah kenangan dan dingin yang menusuk kalbu
Dari waktu ke waktu tanpa henti tak berubah dan masih belum berubah
membuat Aku menjadi anak jalanan tak dipercayai seorang pun
Mungkinkah darah ini terus mengalir akibat tubuh yang tercabik-cabik
Oleh luka karena kata_kata yang tak laku untuk diriku
Sampai setitik air hujan tak mampu membuat luka terobati
Tangis kutahan, senyum palsu kuperlihatkan.
Ingin kutunjukan ketegaran pada diriku, meskipun sebenarnya aku rapuh.
Tapi aku akan berusaha semampuku...
Hingga mereka menganggapku ada
Sekarang Jangan kau tanyakan kepada Aku
yang anak jalanan bagaimna luka yang ku rasakan
Sebab luka akan kukubur dalam-dalam
Aku Anak jalanan yang malang
Tanpa Kasih dan Sayang.
Dan untuk kesekian kalinya, aku harus berkata
''Aku anak jalanan yang tak seberuntung mereka''.